Selasa, 12 Maret 2024
Yang Kuat, Yang Rapuh
Bacaan Alkitab: Markus 14:26-31
Ada realita yang terjadi dalam kehidupan kita mengenai seseorang yang terlihat kuat namun sebenarnya rapuh. Misalnya, ketika di momen kedukaan karena kehilangan anggota keluarga, seseorang bisa menampilkan dirinya tidak menangis dan terlihat baik-baik saja. Namun setelah tamu pulang, ia berada dalam perasaan yang hancur dan menangis bahkan berteriak sedemikian rupa. Manusia bisa menyembunyikan kerapuhannya, namun tidak di hadapan Tuhan.
Teks yang kita baca menceritakan tentang Yesus saat memberitahukan berita yang sangat mengejutkan bagi murid-murid-Nya. Hari itu, saat merayakan malam Paskah, Yesus berkata bahwa mereka semua akan tergoncang imannya. Yesus kemudian melukiskan kegoncangan iman mereka itu dengan mengutip nubuatan yang pernah disampaikan oleh Nabi Zakharia yaitu seperti domba-domba yang akan tercerai-berai ketika gembalanya terpukul (Zak. 13:7).
Tiba-tiba, Petrus berkata bahwa ia tidak akan tergoncang imannya seperti murid-murid yang lain. Perkataan Yesus yang mengingatkannya bahwa ia akan menyangkal-Nya tiga kali sebelum ayam berkokok pun tak dihiraukannya. Ia sesumbar dan dengan berani ia menegaskan bahwa ia rela mati dan tidak akan menyangkal Yesus (ay. 31). Namun peristiwa selanjutnya kita melihat bahwa komitmen Petrus tidak berjalan seperti yang ia kira. Setelah Yesus ditangkap, semua murid lari meninggalkan-Nya. Tak hanya itu, Petrus pun benar-benar menyangkal Yesus sebagai gurunya sampai tiga kali. Petrus pun menyadari keangkuhannya itu. Ia yang tadinya merasa begitu kuat ternyata sangatlah rapuh.
Kita diingatkan bahwa tantangan iman, penderitaan, dan aniaya bisa setiap saat terjadi seperti yang Yesus katakan tentang pengikut-Nya. Kita pun diingatkan untuk selalu berjaga-jaga dan berdoa sehingga Tuhan memberi kita kekuatan untuk menghadapi kekejutan yang besar itu. Kita adalah orang-orang yang rapuh dan rentan jatuh. Karena itulah kita membutuhkan Tuhan yang selalu menopang dan menguatkan hidup kita. Butuh kerendahan hati untuk selalu bersedia ditopang dan tidak bersandar pada kekuatan sendiri.
Waspadalah, saat kita merasa kuat sendiri
Saat itulah si jahat berusaha menjatuhkan kita
0 Komentar