Renungan Harian: Selasa, 6 Juni 2023 - Sepenanggungan

Renungan Harian: Selasa, 6 Juni 2023 - Sepenanggungan

Selasa, 6 Juni 2023

Sepenanggungan

Bacaan Alkitab: 1 Samuel 22:1-5

Merebaknya virus corona di awal 2020 menjadi catatan sejarah dunia. Tak hanya memakan korban jiwa, Covid-19 juga mengancam adanya krisis ekonomi global. Di Indonesia, jutaan orang terancam kehilangan pekerjaan mereka di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi memutus rantai penyebaran virus corona. Di tengah kekhawatiran itu, cerita mengenai kedermawanan dan gerakan solidaritas di antara para warga pun terus bermunculan. Seorang pengusaha asal Purwokerto, Jawa Tengah menyediakan hotelnya untuk membantu tenaga kesehatan yang sedang merawat pasien-pasien virus corona. Kabar mengenai nakes yang diusir dari kontrakan atau kos karena warga khawatir tertular melatarbelakangi niat pengusaha tersebut untuk menyediakan hotelnya. Sejak saat itu, dia tidak menerima tamu-tamu umum di hotelnya yang memiliki kapasitas 48 orang itu. Semua kamar diperuntukkan untuk tenaga kesehatan. Ada banyak lagi aksi solidaritas yang muncul saat situasi pandemi. Semua aksi tersebut dilakukan dalam semangat solidaritas kebangsaan.

Kondisi takut dan gentar yang dialami Daud karena dikejar-kejar raja Saul tentu sangat tidak mudah untuk dijalani. Di gua Adulam Daud menyadari bahwa ia telah kehilangan semuanya. Ia jauh dari keluarga, teman dan sahabat. Saat ini ia ada dalam daftar pencarian orang paling nomor satu dari pemerintahan Saul. Seolah belum cukup kesulitan yang dialami Daud, firman Tuhan di ayat 2 mengatakan bahwa, “Berhimpun juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati…” Jika kita ada di posisi Daud pada saat itu, mungkin secara spontan kita berkata, “Apa-apaan ini? Belum cukupkah kesulitanku sehingga sekarang harus didatangi orang-orang yang memiliki kesulitan pula?

Namun cara Tuhan bekerja dan membentuk anak-anak-Nya memang terkadang berada di luar pemikiran kita. Dalam situasi dan kondisi tersebut, Tuhan membuat Daud menjadi pemimpin atas mereka. Pengalaman dan kesulitan yang Daud alami pasti membuatnya mengerti apa yang dirasakan oleh para pengikutnya.

Tidak jarang kita mendengar dan menyaksikan orang-orang di sekitar kita berada dalam sebuah kesulitan. Namun berapa banyak orang yang memilih untuk bersikap peduli dan ikut merasa sepenanggungan dengan kesulitan yang mereka alami? Tidak ada yang kebetulan ketika Tuhan mengijinkan kita mendengar dan mengetahui kesulitan yang dialami saudara atau rekan kita. Ia ingin kita menjadi saluran kasih-Nya lewat kepedulian kita.


Tuhan telah mempersiapkan kita untuk menjadi berkat
di tengah kesulitan dan pergumulan yang dialami sesama
sehingga kasih dan kemuliaan Tuhan dinyatakan

0 Komentar