Kalam Kudus Teachers’ Growing Community

Kalam Kudus Teachers’ Growing Community

Wawasan Dunia Kristen (Christian Worldview) adalah sesuatu yang mutlak dimiliki oleh seorang guru Kristen untuk mendidik murid-muridnya, karena hal tersebut yang akan memengaruhi apa dan bagaimana pengajaran serta teladan hidup yang diberikan kepada para siswa. Terbentuknya Christian Worldview pada diri setiap murid adalah tujuan dari pendidikan Kristen.

Karena itu, penting bagi setiap guru dalam lingkup SKKK Surakarta untuk memiliki Christian Worldview yang terus diasah dan dibentuk, salah satunya adalah melalui komunitas pendidik yang sehat dan bertumbuh untuk dapat mencapai tujuan pendidikan Kristen tersebut.

Agar tersedia ruang yang cukup untuk berdiskusi dan saling berbagi, ada pembentukan kelompok-kelompok kecil sebagai wadahnya. Kelompok-kelompok kecil tersebut juga dapat menjadi kelompok diskusi untuk berjalannya Bible-based Integration dalam mata pelajaran yang diampu.

Untuk itu, Sekolah Kristen Kalam Kudus Surakarta mewadahi kegiatan guru-guru dalam berdiskusi tentang berjalannya Bible-based Integration pada mata pelajaran yang diampu dengan nama "Kalam Kudus Teachers’ Growing Community". Kegiatan yang ditujukan untuk guru Sekolah Kristen Kalam Kudus Surakarta ini bertujuan agar guru SKKK Surakarta dapat:
  1. Memiliki komunitas yang mendukung dalam pembentukan Christian Worldview melalui pemuridan.
  2. Membangun komunitas pendidik Kristen yang menerapkan Christian Worldview dalam menjalankan panggilannya.
  3. Mendukung dan saling mengasah satu sama lain dalam menerapkan BBI.

Kegiatan Kalam Kudus Teachers’ Growing Community ini diadakan pada hari Sabtu keempat setiap bulannya dengan tema yang berbeda-beda dan terdapat selingan persekutuan guru karyawan pada September 2021 dan Februari 2022. Kegiatan ini pertama kali diadakan pada hari Sabtu, 28 Agustus 2021 dan dilanjutkan setiap bulannya.

Dalam pelaksanaannya, guru-guru Sekolah Kristen Kalam Kudus Surakarta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dengan ketentuan:
  1. Kelompok kecil yang dibentuk berisi 7-10 orang per kelompok, dalam jenjang masing-masing.
  2. Akan ditunjuk guru yang menjadi pemimpin kelompok kecil, agar menunjang dinamika pembahasan dalam kelompok.
  3. Kelompok-kelompok kecil akan dibentuk oleh koordinator kerohanian masing-masing jenjang dikonsultasikan dengan kepala sekolah.
  4. Pertemuan akan dijalankan secara daring dan divariasikan acaranya dengan GMeet kelompok besar dan GMeet kelompok kecil.

0 Komentar