Renungan Harian: Selasa, 8 Juni 2021 - Menjadi Suara Hati Nurani Bangsa

Renungan Harian: Selasa, 8 Juni 2021 - Menjadi Suara Hati Nurani Bangsa


SELASA, 8 JUNI 2021

Menjadi Suara Hati Nurani Bangsa

Bacaan Alkitab: Filipi 3:17-21

Seperti dua sisi mata uang, kita memiliki kewarganegaraan ganda. Di satu sisi kita adalah warga kerajaan Allah, pada sisi yang lain kita adalah warga negara di dunia. Masing-masing peran memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sehingga kita didorong untuk menjalaninya dengan penuh kesadaran dan kesetiaan. Rasul Paulus memberikan contoh yang sangat jelas lewat nasihatnya agar orang Kristen menghormati dan patuh kepada pemerintah dengan alasan bahwa pemerintah ditetapkan oleh Allah sendiri. Tanpa bermaksud mengabaikan betapa korup dan kejamnya pemerintahan para kaisar pada masa itu, Paulus nampaknya berusaha membangun kesadaran orang percaya untuk memahami kekuatan sikap dan perbuatan baik di tengah dunia dan pemerintahan yang jahat. Ada dua alasan yang dikemukakan Paulus, pertama menghindari murka Allah dan kedua adalah suara hati kita (Roma 13:5).

Suara hati atau hati nurani adalah karunia Allah bagi setiap orang untuk memahami apa yang benar dan salah. Sayangnya, dosa merusak sistem nilai yang terdapat dalam hati nurani manusia. Syukurlah, Ibrani 9:14 menyampaikan fakta penting ini, “darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahka diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita”. Hati nurani orang percaya dimampukan untuk memperoleh pengetahuan akan kebenaran (1 Timotius 2:4). Pengetahuan akan kebenaran inilah modal utama bagi orang percaya untuk menjadi hati nurani bangsa.

Berperan sebagai hati nurani bangsa dan berpegang pada kebenaran yang kita yakini memang tidak mudah, bahkan sangat mungkin mendapatkan penolakan dan tekanan. Namun, panggilan tersebut memperlihatkan betapa pentingnya peranan orang percaya di tengah bangsa ini, karena sesungguhnya dengan menjalankan panggilan tersebut kita sedang mempertanggungjawabkan pengharapan yang ada pada kita (lihat 1 Petrus 3:15-17). Panggilan ini bukanlah panggilan yang mengada-ada, tetapi suatu panggilan khusus dan istimewa dari Allah atas orang percaya.


Kewarganegaraan kita menunjukkan bahwa kita adalah 
warga negara surga yang harus menjadi berkat bagi bangsa Indonesia


0 Komentar