Renungan Harian: Jumat, 12 Maret 2021 - Tidak Bisa Berkata 'Cukup'

Renungan Harian: Jumat, 12 Maret 2021 - Tidak Bisa Berkata 'Cukup'


JUMAT, 12 MARET 2021

TIDAK BISA BERKATA ‘CUKUP’

Bacan Alkitab: Amsal 30: 15-16

Alkisah terdapat seorang petani di sebuah desa. Dia menemukan sebuah mata air ajaib yang bisa mengeluarkan kepingan uang emas dalam jumlah yang tak terhingga. Tentu saja si petani akan menjadi kaya raya karena mata air uang emas itu hanya akan berhenti apabila dia mengucapkan kata 'cukup. Uang emas pun mulai berjatuhan tepat dihadapannya. Sang petani segera menampung harta karun tersebut dengan beberapa ember. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubuk mungilnya untuk disimpan di sana. Uang emas masih terus berkucuran deras. Setelah ember-ember penuh, dia lalu menampung karung-karung, tempayan dan bahkan sejumlah peralatan rumahnya yang kosong.

Belum puas dengan uang emas yang sudah memenuhi rumahnya, dia pun mulai menggali lubang besar untuk menimbun emas tersebut. Sementara air uang emas itu terus mengalir. Setelah itu dia menampung kembali uang hingga lubang tersebut penuh. Sayangnya, si petani mati tertimbun uang-uang emasnya karena mata air ajaib itu terus dibiarkan mengalir. Dia mati karena ketamakan yang membuatnya lupa mengatakan kata 'cukup.

Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata 'cukup'. Kapan kita bisa berkata cukup? Hampir semua pekerja merasa gajinya belum bisa dikatakan sesuai dengan kerja kerasnya. Pun sebagai anak-anak, kita tidak berniat untuk berhenti beli jajanan atau membelanjakan uang. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua orang selalu merasa hidupnya kurang dan terus kurang. Lalu kapan kita harus berkata cukup? Kata 'Cukup' bukan berbicara soal berapa jumlahnya, tetapi tentang kepuasan hati. Kata ini hanya dapat diucapkan oleh orang yang bisa bersyukur.

Lalu apakah kita perlu takut berkata cukup? Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. 'Cukup' jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia. 


Mari Belajar Berkata Cukup!


0 Komentar