Bersihkanlah Hatiku

Bersihkanlah Hatiku

Suatu hari, di waktu panas yang terik aku melihat anak kecil makan cokelat. Mulutnya belepotan, sementara dia menggigit, batang coklat itu patah dan jatuh ke tanah. Sebagian yang jatuh dimasukan dalam mulutnya. Respon banyak orang adalah jijik terhadap kelakuan anak tersebut. Namun, hal itu tidak mengubah semangat anak itu untuk menikmati coklatnya. Anak itu berusaha membersihkan tanah yang menempel di cokelat itu dengan mengoleskannya dibajunya.

Cerita di atas mengingatkan saya tentang orang Farisi yang mengundang Tuhan Yesus makan di rumahnya. Orang Farisi itu menegur Tuhan Yesus yang makan tanpa mencuci tangannya. Apakah Yesus tidak mementingkan kebersihan? Tuhan Yesus menganggap penting kebersihan, terutama kebersihan hati kita. Orang Farisi itu sengaja menegur Yesus di depan orang banyak untuk menunjukkan bahwa Yesus melanggar hukum Taurat. Tuhan Yesus balik menegur mereka untuk membersihkan bagian dalam yaitu hati kita lebih dahulu. Jangan merasa "Saya tidak melakukan kejahatan besar" namun kita rajin berlaku licik atau mem-bully, berarti hidup kita sama dengan orang Farisi yang mementingkan bagian luar padahal hatinya jahat. Sudahkah kita bertanggung jawab memoles hati kita denagan kasih dan kebenaran?

Hati yang bersih memancarkan kebenaran,
Hati yang jahat banyak tipu daya

-Tim Kerohanian-

0 Komentar