Lubang Resapan Biopori

Lubang Resapan Biopori

Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah metode resapan air yang bertujuan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Lubang Resapan Biopori dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata, peneliti dari Institut Pertanian Bogor. Dasar ide LRB adalah mikroorganisme atau makoorganisme yang hidup di dalam tanah mampu mengubah benda-benda organik yang tidak berguna dan berdampak buruk bagi lingkungan menjadi benda yang seluruhnya berdampak positif bagi lingkungan hidup.

LRB dapat meningkatkan daya resap air pada tanah yang dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbun menghidupi mikroorganisme atau makoorganisme yang hidup di dalam tanah yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Pori-pori di dalam tanah berguna untuk membantu sirkulasi udara dan mempercepat penyerapan air.

Teknologi LRB sampai saat ini merupakan solusi yang paling mungkin dilakukan di tingkat rumah tangga untuk konservasi air dan tanah karena kemudahan dan manfaatnya yang besar. LRB bisa diaplikasikan di kawasan perumahan yang 100 % kedap air atau sama sekali tidak ada tanah terbuka maupun di areal persawahan yang berlokasi di perbukitan. Beberapa daerah yang menggunakan LRB berhasil mengurangi potensi banjir hingga 40 %.

Manfaat LRB
  1. Mempercepat peresapan air hujan.
  2. Mengatasi sampah organik.
  3. Mencegah genangan dan banjir.
  4. Mencegah erosi dan longsor.
  5. Peningkatan cadangan air bersih.
  6. Menghasilkan kompos dan meningkatkan kesuburan tanah.
  7. Terciptanya lingkungan hidup yang nyaman dan lestari.
  8. Pengembangan agribisnis perkotaan

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membuat LRB
  1. Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti bor yang sesuai dengan spesifikasi pemuatan LRB.
  2. LRB sendiri adalah lubang silindris dalam tanah dengan diameter 10-30cm dan kedalaman 80-100cm atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah.
  3. Isi LRB dengan sampah organik, misalnya daun, kayu, sisa sayuran, sisa buah-buahan, atau sampah rumah tangga organik lainnya.
  4. Usahakan jarak antara LRB berkisar antara 50-100cm.
  5. Perkuat mulut LRB dengan semen setebal 2-3cm.
  6. Akan terjadi penyusutan sampah di LRB, jadi bisa ditambahkan lagi sampah organik pada LRB yang sama.
  7. Tunggu 3-6 bulan maka sampah di dalam LRB sudah menjadi kompos yang dapat digunakan untuk pupuk bagi tanaman.
  8. Lokasi pembuatan LRB dapat dibuat di dasar saluran air, di dekat pohon, atau di dekat pembatas tanaman.
Lubang Resapan Biopori

Oleh: Ardyanto Tanjung, M.Pd

0 Komentar