Akhir Hidupnya
Bacaan Alkitab : 2 Timotius 4: 1-8
Orang mengenal dia dengan nama Suminem. Suaminya bekerja sebagai penjaga Klenteng. Sekalipun hidup dalam kesederhanaan, Ibu Suminem tidak pernah mengeluh. Hidup bersahaja, berpakaian layaknya wanita jawa, pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Ia merawat dan membesarkan lima orang anak dengan tangannya sendiri. Diusianya yang ke 40th. anaknya yang bungsu menjadi Kristen dan beribadah di sebuah gereja kecil di dekat rumahnya. Melalui kehidupan si bungsu, Ibu Suminem dan kedua anaknya yang lain mau diajak ke gereja dan menjadi percaya kepada Tuhan Yesus.
Dua puluh tahun berlalu, suami Ibu Suminem meninggal dunia dan kedua kakak si bungsu berbalik meninggalkan imannya dengan menikahi pasangan yang tidak seiman. Anak bungsu tetap setia dengan panggilannya bahkan menjadi misionaris di salah satu negara komunis. Tinggal jauh dari rumah, tidak membuat anak bungsu lalai untuk memperhatikan dan merawan ibu yang dicintainya. Januari 2023, Bu Suminem mengalami stroke dan terbaring di atas ranjang. Namun ia tetap menaruh imannya kepada Tuhan.
Desember 2024 si bungsu pulang dan melihat ibunya terbaring lemah diatas ranjang. Melihat anaknya pulang, Bu Suminem berkata, “Aku ingin pulang. Tolong doakan aku supaya aku bisa cepat pulang dengan Tuhan.” 27 Desember 2024, si bungsu dan seluruh keluarga merayakan ulang tahun Bu Suminem yang ke 83th. Satu minggu kemudian, Ibu Suminem dalam damai pulang ke rumah Bapa, yang sudah lama dia rindukan. Penderitaan, kesusahan, air mata, sakit penyakit, dan fungsi organ tubuh semakin merosot tidak menyurutkan imannya kepada Tuhan. Bagaimana dengan kita? Jika tiba waktunya, Tuhan memanggil kita untuk pulang, adakah Dia mendapati kita tetap setia mengikut-Nya?
Kiranya kita dimampukan untuk mengikut Tuhan dari awal hingga akhir, tetap bersama Tuhan.


0 Komentar