Cuma Ikut-ikutan
Bacaan Alkitab: Amsal 1:8-19
"Saya hanya ikut-ikutan pak.. ampun.." ujar seorang pemakai narkoba dengan lirih sambil tertunduk lesu. Ia tertangkap tangan ketika tengah berpesta obat-obatan terlarang. Meski masih muda, ia menghadapi ancaman hukuman cukup lama akibat perbuatannya, bahkan menjadi tersangka pengedar yang tentu akan menambah masa hukumannya. Meski ada banyak yang berdalih hanya ikut-ikutan, tidak jarang pula ada yang memang benar-benar terjerumus akibat salah bergaul. Karena ingin dianggap hebat atau takut kehilangan teman, banyak orang yang akhirnya memilih untuk melakukan tindakan buruk yang bukan saja merusak masa depannya sendiri tetapi juga orang lain. Pemakai narkoba, perampok, koruptor atau bahkan pembunuh bisa berawal dari salah mengikuti ajakan teman yang tidak bertanggung jawab. Mereka lupa bahwa meski hanya ikut-ikutan, mereka pun bisa mendapat ancaman hukuman yang sama apabila menjadi pelaku sebuah tindak kejahatan.
Pergaulan yang salah bisa merusak seseorang. Tadinya orang itu hidup baik, tetapi ketika masuk ke dalam lingkungan pergaulan yang salah mereka terjerumus ikut-ikutan masuk ke dalam dosa. Apakah ini berarti kita tidak boleh membuka diri seluas-luasnya untuk berteman dengan banyak orang? Tentu saja bukan itu maksudnya. Kita tidak dilarang untuk berteman dengan orang lain, hanya saja kita harus memperhatikan benar dengan siapa kita menjalin hubungan pertemanan. Tidak peduli sekuat apapun iman kita, ketika kita terus menerus memberi toleransi akan dosa maka cepat atau lambat kita bisa terpengaruh dan terjebak dalam bermacam-macam dosa.
Adakah peringatan yang spesifik menyangkut hal ini di dalam Alkitab? Tentu saja ada, bahkan sudah sejak masa Salomo. Dalam Amsal ia menulis: "Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut." (Amsal 1:10). Dosa-dosa memang bisa hadir dalam berupa kemasan yang terlihat indah dan penuh kenikmatan, lewat bujukan-bujukan teman yang terasa sayang untuk dilewatkan, tetapi apa yang sesaat itu sama sekali tidak sebanding dengan akibat yang harus kita tanggung selamanya kelak. Hari ini marilah kita sama-sama mawas diri memperhatikan pergaulan kita dan terlebih lagi menjaga diri kita.
“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Kor. 5:33)
0 Komentar