Renungan Harian: Jumat, 16 Mei 2025 - Sang Penyembuh yang Berlapang Hati

Renungan Harian Jumat, 16 Mei 2025 - Sang Penyembuh yang Berlapang Hati
Jumat, 16 Mei 2025

Sang Penyembuh yang Berlapang Hati

Bacaan Alkitab : Mazmur 84:9-13

Seorang dokter bedah wanita bernama Dr. Maria tinggal di sebuah kota kecil di Amerika Selatan. Sekalipun ia berasal dari keluarga kaya raya dan pernah belajar di universitas ternama, dia tetap tampil sebagai pribadi yang sederhana dan semangat dalam belajar. Ayahnya seorang pengusaha sukses, dan ibunya seorang filantropis, yang mendidik Dr. Maria menjadi pribadi yang takut akan Tuhan dan sangat menghargai orang lain. Ia selalu merasa bahwa ada banyak hal di dunia ini yang Tuhan telah sediakan, dan yang belum diketahuinya.

Setiap malam, setelah menyelesaikan operasi dan konsultasi dengan pasien, Dr. Maria duduk di ruang perpustakaan rumahnya untuk menaikan doa bersyukur kepada Tuhan, membaca buku untuk memperdalam pengetahuannya, juga memperluas wawasannya dengan membaca kasus-kasus medis terbaru. Mengikuti seminar online, berdiskusi dengan para ahli di bidangnya, hingga menghadiri konferensi internasional; bertemu dengan para dokter dari berbagai negara, berbagi pengetahuan, dan belajar dari pengalaman mereka. Baginya, ilmu pengetahuan adalah lautan tak terbatas yang disediakan Tuhan dan hati yang mau belajar adalah kapal yang membawanya menjelajah.

Suatu hari, Dr. Maria mendengar ada sebuah desa terpencil di wilayah pegunungan sedang mewabah suatu penyakit baru. Dr. Maria merasa terpanggil untuk dikirim ke desa tersebut. Ia meninggalkan rumah mewahnya dan pergi ke desa tersebut. Ia mempelajari dan berusaha mengatasi wabah tersebut, bekerja sama dengan beberapa penduduk desa. Ia mengajarkan ilmu medis sederhana kepada kepada mereka, ia juga belajar tentang ramuan dan pengobatan alami sebagai wujud kearifan lokal dan budaya di sana. Berkat ketekunan dan semangatnya, Dr. Maria berhasil mengatasi wabah di desa tersebut, dengan obat-obatan alami yang terdapat di sana. Penduduk desa menganggap Dr. Maria sebagai pahlawan, bukan karena gelar-gelarnya, tetapi karena semangat dan hatinya yang tulus.

Dari kisah diatas mengajarkan kepada kita, bahwa segala sesuatu yang Tuhan sediakan untuk dipelajari dan dikuasai demi kepentingan sesama. Semangat dan kemauan untuk belajar bukan ditentukan oleh prestasi dan kebanggan memiliki deretan gelar, tetapi kerendahan hati untuk mau mempelajari hal-hal baru yang Tuhan sediakan.


Tuhan menyediakan ilmu pengetahuan dari alam yang tidak terbatas dibutuhkan hati yang mau belajar untuk menjelajahinya.

0 Komentar