Renungan Harian: Kamis, 6 Maret 2025 - Datang pada Yesus

Renungan Harian: Kamis, 6 Maret 2025 - Datang pada Yesus Kamis, 06 Maret 2025

Datang pada Yesus

Bacaan Alkitab: Matius 11:28-30

Kuk yang Yesus pasang bukanlah beban berat dari tuntutan dan aturan yang kaku. Kuk-Nya terbuat dari kerendahan hati, kesabaran, dan belas kasih. Ini adalah undangan untuk mengikuti pola hidup-Nya, dimana kekuatan sejati ditemukan dalam kelembutan, dan kemenangan diraih dengan cinta. Belajar dari Yesus berarti menyerap karakter-Nya, membiarkan lembut tangan-Nya menyentuh hati kita, dan membiarkan kata-kata-Nya menenangkan jiwa kita yang gelisah.

Kita hidup dalam dunia yang penuh kebisingan dan pergesekan. Kecepatan hidup yang tinggi, ego yang mudah tersulut, dan perkataan yang tajam kerap kali menjadi soundtrack harian kita. Dalam bisingnya dunia ini, mudah bagi kita untuk kehilangan ketenangan jiwa, terseret arus kemarahan, dan dihantui kecemasan. Namun, di tengah kepenatan ini, Yesus menawarkan pelukan kedamaian melalui kelembutan-Nya. Bayangkan bagaimana tangan Yesus, tangan yang sama yang menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan yang mati, dengan lembut mengusap air mata di pipimu. Dengarkan suara-Nya yang lembut namun penuh kuasa, berbisik penghiburan dan pengharapan ke dalam hatimu. Biarkan Dia merangkulmu dengan kelembutan yang tak terduga, menghapus beban pikiranmu, dan menenangkan kegelisahan jiwamu.

Menerapkan kelembutan tidak berarti kelemahan. Justru sebaliknya, dibutuhkan kekuatan besar untuk melawan arus kekerasan dengan kelembutan, membalas kemarahan dengan kasih, dan menanggapi kekejaman dengan pengampunan. Kekuatan ini tidak berasal dari dunia ini, melainkan dari Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita. Mari kita berlatih kelembutan dalam setiap aspek kehidupan kita: dalam tutur kata yang santun, dalam sikap yang penuh empati, dan dalam kesediaan untuk mengalah dan memaafkan. Mari kita biarkan kuk kelembutan Yesus terpasang di jiwa kita, membimbing kita dalam terang kasih dan kedamaian. Saat kita memilih kelembutan, kita bukan saja memberi ketenangan bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita. Kita menjadi seperti embun pagi yang menyejukkan, cahaya matahari yang hangat, dan angin sepoi-sepoi yang membawa kedamaian. Kita menjadi saluran kasih Kristus, dan di mana ada kasih, di situ ada damai sejahtera.


“Mari kita pikul kuk-Nya, bukan dengan rasa terpaksa, melainkan dengan sukacita, karena kita tahu, di dalam Dia, jiwa kita akan menemukan ketenangan yang sejati.”

0 Komentar