Kasih Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri
Bacaan Alkitab: Filipi 2:1-11
Seorang wanita bernama Kate menceritakan bahwa suatu malam mobilnya mogok karena kehabisan bensin. Saat kejadian itu ia tidak memegang uang tunai dan tidak tahu bagaimana supaya bisa sampai di pom bensin. “Jantung saya berdetak kencang saat itu,” kisah Kate mengenai perasaanya pada malam pukul 11 tersebut. Kemudian sosok gelandangan bernama Johnny Bobbitt Jr. datang menghampiri. Johnny mengatakan kepada Kate bahwa area itu tidak aman dan ia menyuruh Kate untuk mengunci pintunya. Johnny yang sedang berada di area tersebut pun lantas berjalan menuju pom bensin dan mengeluarkan seluruh uang yang dimilikinya saat itu, yakni sebesar 20 dolar, untuk membeli bensin. Johnny membawa bensin itu pada Kate dan mengisi mobilnya dengan bensin sehingga mobil Kate bisa hidup kembali. Johnny tak meminta imbalan apapun atas bantuan yang ia berikan.
Bagi kebanyakan orang, uang senilai 20 dolar mungkin bukanlah jumlah yang besar. Namun bagi seorang gelandangan seperti Johnny, uang 20 dolar yang ia miliki pada saat itu bisa berarti segalanya. Dalam beberapa jam ke depan atau dalam beberapa hari ke depan, mungkin hanya itu uang yang ia miliki. Namun saat mengetahui situasi yang dialami Kate, Johnny memilih untuk mengabaikan kondisi dirinya dan membantu Kate.
Kasih sejati berfokus pada kepentingan atau kebaikan orang lain. Kasih memampukan kita bahkan untuk mengorbankan hak dan kebebasan kita. Seringkali penyebab terbesar terjadinya konflik atau pertengkaran antar manusia adalah keegoisan atau sifat mementingkan diri sendiri. Dalam pelayanannya, Paulus mendemonstrasikan karakteristik kasih: “tidak mencari keuntungan diri sendiri”. Ia tidak mau secara sembarangan menggunakan kebebasannya sehingga orang lain tersandung. Walaupun ia berhak mendapatkan tunjangan hidup, ia memilih untuk bekerja dengan tangannya sendiri supaya injil tidak terhalang. Ia bahkan rela menjadi segala-galanya bagi semua orang demi keselamatan mereka. Dalam 1 Korintus 10:33, Paulus berkata, “Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Mari menjadi saksi dan alat kemuliaan Tuhan melalui tindakan kasih yang nyata bagi sesama.
Ketika berinteraksi dengan orang lain, janganlah kita hanya melihat kepentingan diri sendiri tetapi kepentingan orang lain juga
0 Komentar