Kunci Sukacita Sejati
Bacaan Alkitab: Filipi 4:4-7
Di sebuah ruang tamu yang hangat dan nyaman, Shasa, seorang anak perempuan berusia lima tahun, sedang mengalami badai emosi. Matanya berkaca-kaca, tangannya terlipat di depan dada, dan bibirnya mengerucut. Shasa baru saja meminta sebuah boneka beruang pink besar dari toko mainan, tetapi orang tuanya berkata, "Mungkin lain kali, sayang." Raut wajah yang tadinya penuh dengan sukacita, berubah perlahan memerah karena dipenuhi rasa kecewa dan sedih. Shasa mulai marah bahkan nada suaranya meninggi hingga akhirnya ia berteriak “Tapi, aku maunya sekarang!”
Reaksi dari Shasa menunjukkan satu sikap yang jauh berbeda dengan apa yang ditunjukkan oleh Rasul Paulus dalam pengalaman tidak menyenangkan yang dialaminya. Meskipun ada di tengah situasi yang tidak menyenangkan karena harus mendekam dalam penjara, namun Paulus menuliskan surat yang luar biasa kepada jemaat di Filipi. Paulus menulis kata-kata yang menggema melintasi abad: "Bersukacitalah selalu dalam Tuhan! Sekali lagi akan kukatakan: Bersukacitalah!" (Filipi 4:4). Pesan yang dituliskan dari dalam penjara ini, bukanlah sekadar ajakan untuk bahagia dalam keadaan yang menyenangkan, melainkan sebuah panggilan untuk menemukan sukacita dalam Tuhan, apa pun situasi yang sedang dihadapi.
Lebih dari itu, Filipi 4:4 bukan sekadar ajakan untuk bersukacita, melainkan juga sebuah pengingat bahwa sukacita sejati hanya dapat ditemukan dalam Tuhan. Sukacita ini tidak bergantung pada situasi, melainkan pada hubungan kita yang mendalam dengan Sang Pencipta. Di tengah dunia yang sering kali menawarkan sukacita sementara, ayat ini mengajak kita untuk mencari sukacita kekal dalam pribadi Tuhan kita, Yesus Kristus. Bersukacitalah dalam Tuhan, bukan karena keadaan, melainkan karena Dia yang tak pernah berubah, penuh kasih, dan setia dalam segala hal.
Kunci dari sukacita sejati dalam kehidupan manusia hanya dapat ditemukan melalui pribadi Yesus Kristus
0 Komentar