Dosa Akhan
Bacaan Alkitab:Yosua 7:1-26
Seekor semut kecil merasa lapar. Ia mencari kesana kemari untuk menemukan barangkali ada sesuatu yang bisa ia makan. Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya ia melihat sesuatu di kejauhan. Ia segera menghampiri benda itu. Setelah dekat, ia melihat sejenis cairan berwarna kuning kecoklatan. Ternyata itu adalah tetesan madu. Ia belum pernah melihat benda seperti demikian. Merasa penasaran, ia terus maju ke arah benda itu. Dengan sungutnya, ia mencium dan mencicipinya. Wah, enak. Rasanya manis sekali! Ia merasa sangat senang dan terus mencicipinya. Mulanya ia hanya mencicipi dari pinggir. Semakin lama ia semakin menyukainya. Manisnya madu membuatnya merasa ketagihan. Ia tidak puas hanya mencicipi dari pinggir, sehingga ia memutuskan untuk melompat ke dalamnya. Pikirannya, jika ia ada di tengah-tengah, ia akan bisa makan sepuasnya. Dan ia berhasil! Namun, ia terkejut karena kakinya menjadi lengket dan sulit bergerak. Ia berusaha meronta-ronta, ingin melepaskan diri, tetapi tidak berhasil. Akhirnya ia mati dalam tetesan madu yang manis itu. Semut itu mati karena keserakahannya.
Seseorang disebut tamak jika ia selalu ingin mendapatkan lebih banyak lagi dari apa yang telah dimilikinya. Ia tidak pernah merasa cukup. Ia selalu tidak puas dengan apa yang telah dimilikinya.
Dalam perikop ini dicatat bagaimana Yosua memimpin sendiri upaya penyucian bagi umat Israel yang melanggar perintah Tuhan. Yosua melakukan pemurnian dengan menetapkan hukuman yang tegas sebagaimana yang Tuhan inginkan. Akhan bin Zerah, yang melakukan "penggelapan" terhadap barang-barang jarahan, harus menerima murka Tuhan. Bukan hanya Akhan, tetapi juga seisi keluarganya (ay.24).
Hal ini menjelaskan bagaimana tingginya standar kekudusan hidup dari Tuhan. Setiap pelanggaran tidak mendapatkan tempat di hati Tuhan. Tuhan ingin supaya umat-Nya benar-benar hidup dalam kemurnian. Penting bagi kita terus menjaga hidup tetap murni di hadapan Tuhan sehingga tidak jatuh dalam dosa. Kita harus memiliki Kristus di dalam hati kita dan menjadikan firman-Nya sebagai pedoman hidup kita. Kita juga harus senantiasa bersandar pada kekuatan Roh Kudus melalui doa, supaya kita dijaga dari kejatuhan dalam dosa hawa nafsu.
Ya Allah, pimpin hidup kami, kelola hati kami, dan sucikan dengan darah-Mu yang kudus
0 Komentar