Metode Pembersihan
Bacaan Alkitab: Yakobus 4:4-10
Di depan wastafel, dua anak kecil mencuci tangan sambil menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun”—dua kali—dengan gembira. “Memang perlu dua kali supaya kumannya benar-benar pergi,” begitu diajarkan ibu mereka. Jadi, sebelum pandemi COVID-19 melanda, keduanya sudah belajar bahwa dibutuhkan waktu beberapa saat untuk mencuci tangan hingga bersih.
Menjaga kebersihan terus-menerus bisa terasa membosankan, seperti yang kita alami pada masa pandemi. Namun, untuk bersih dari dosa, kita harus sungguh-sungguh berpaling kembali kepada Allah dan mengikuti jalan-Nya.
Yakobus mendesak para pengikut Yesus yang tersebar di berbagai pelosok Kekaisaran Romawi untuk mengarahkan fokus mereka kembali kepada Allah. Segala pertengkaran, perkelahian, dan persaingan untuk merebut kekuasaan, harta benda, kesenangan duniawi, uang, dan pengakuan telah membuat mereka menjadi musuh Allah. Yakobus memperingatkan mereka, “Tunduklah kepada Allah, dan lawanlah iblis, maka ia akan lari dari padamu! . . . Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! (Yak. 4:7-8). Namun, bagaimana caranya?
“Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu” (ay.8). Inilah kalimat kunci yang menggambarkan perlunya kita berpaling kepada Allah untuk membersihkan noda dosa dari hidup kita. Metode pembersihan itu dijelaskan lebih lanjut oleh Yakobus: “Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu” (ay.9-10).
Membereskan dosa memang tidak enak. Namun, syukurlah, Allah selalu berkenan mengubah penyucian kita menjadi penyembahan. Hal-hal apa yang masih mengotori hati kita? Adakah kita rela membereskannya dan menjaga hati kita terus-menerus bersih?
Beres-beres dan bersih-bersih hati memerlukan kerendahan hati
0 Komentar