Momot Lan Mursyid
Bacaan Alkitab: Roma 8:22-28
Punakawan sebutan umum untuk para pengikut ksatria dalam khazanah kesusastraan Indonesia, terutama di Jawa. Mereka biasanya ditampilkan dalam pementasan wayang, baik itu wayang kulit, wayang golek, ataupun wayang orang sebagai kelompok penebar humor untuk mencairkan suasana. Punakawan terdiri dari Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Petruk, yang memiliki karakter “momot lan mursyid”. Dalam bahasa Jawa kata ‘momot’ berarti pribadi yang memuat segala keluhan dan ‘mursyid’ artinya mampu menunjukkan jalan yang benar.
Manusia memiliki kebutuhan ingin didengar, supaya bisa dimengerti dan dipahami serta berharap mendapatkan jalan keluar atas setiap masalah yang dihadapinya. Bahkan kebutuhan tersebut juga diperlukan oleh manusia di segala zaman. Sayangnya tokoh Punakawan menyajikan cerita fiksi dalam kesusastraan budaya Jawa zaman dahulu bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai luhur yang sangat dipahami oleh kehidupan orang-orang dari suku Jawa.
Jauh sebelum budaya Jawa dikenal, Allah telah mengutus Putra-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus untuk menjadi pengantara antara kita dengan Allah Bapa. Bahkan dalam pergumulan yang amat berat, manusia tidak mampu untuk berkata-kata karena persoalannya yang berat, Allah mengutus Roh Kudus ke dalam dunia untuk meneyertai orang-orang percaya. “Demikianlah Roh membantu kita dalam kelemahan-kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya dalam berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.” (Rm 8: 26). Di dalam Tuhan Yesus, Pribadi yang bersedia mendengar dan menyediakan jalan keluar, terlebih lagi memberikan jaminan hingga kehidupan yang akan datang. Kiranya setiap kita dapat menaruh rasa percaya hanya kepada Allah yang memberikan jaminan kepada kehidupan kekal.
Allah adalah sumber kebenaran dan sumber kehidupan yang menuntun orang percaya kepada hidup yang kekal.
0 Komentar