Renungan Harian: Sabtu, 2 Maret 2024 - Kefanaan Dan Kerendahan Hati

Renungan Harian: Sabtu, 2 Maret 2024 - Kefanaan Dan Kerendahan Hati

Sabtu, 2 Maret 2024

Kefanaan Dan Kerendahan Hati

Bacaan Alkitab: Yakobus 4:7-17

Cendekiawan kuno Hieronimus (Jerome) dan Tertulianus pernah bercerita bagaimana dalam dunia Romawi kuno, setelah seorang jenderal meraih kemenangan yang gilang-gemilang, ia akan diarak di atas kereta berkilauan sepanjang jalan-jalan protokol ibu kota, sejak fajar hingga matahari terbenam. Orang banyak bersorak-sorai mengelukannya. Jenderal tersebut bersimbah puja-puji, menikmati kehormatan terbesar dalam hidupnya. Akan tetapi, konon ada seorang pelayan yang selalu berdiri di belakang sang jenderal, dengan sepanjang hari berbisik di telinganya, Memento mori (“Ingatlah kamu akan mati”). Di tengah semua pujian itu, sang jenderal sangat membutuhkan kerendahan hati dengan mengingat bahwa dirinya manusia fana.

Yakobus menulis kepada komunitas yang digerogoti nafsu kesombongan dan sikap mandiri yang berlebihan. Untuk menegur arogansi mereka, Yakobus mengucapkan kata-kata yang menusuk: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” (Yak. 4:6). Yang perlu mereka lakukan: “Rendahkanlah diri [mereka] di hadapan Tuhan” (ay. 10). Bagaimana mereka memiliki sikap rendah hati ini? Seperti para jenderal Romawi, mereka perlu mengingat bahwa mereka akan mati. Yakobus menegaskan, “Kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. . . . Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap” (ay. 14). Menyadari kerapuhan diri itu membuat mereka bebas untuk hidup di bawah kehendak Tuhan yang teguh, daripada dengan usaha mereka sendiri yang sia-sia (ay. 15).

Jika kita lupa masa hidup kita terbatas, kita bisa jatuh pada kesombongan. Namun, ketika dengan rendah hati kita menyadari kefanaan kita, kita dapat melihat setiap momen dan helaan napas kita sebagai anugerah. Sebagai anak Tuhan, apa yang kita sombongkan? Apakah pakaian yang kita kenakan? Status yang kita miliki? Bakat yang penuh pujian? Ingatlah: Memento mori.


Jadikan aku rendah hati
Tolong aku untuk menemukan hidup hanya di dalam-Mu

0 Komentar