Sampai Kita Menyadari
Bacaan Alkitab: Ulangan 20:1-8
Seorang dokter bedah ternama dituntut secara hukum karena dianggap melakukan malpraktik. Ia merasa tuntutan itu tidak benar dan tidak adil baginya. Karena ia merasa sudah bertindak dengan sangat hati-hati ketika merawat pasien agar tidak melakukan kesalahan. Tuduhan itu membuat dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ia merasa ketakutan bila harus berhadapan dengan masalah hukum, maka ia menyewa pengacara untuk membantunya menyelesaikan masalah tersebut.
Perasaan takut itu menguras energinya, menghancurkan emosinya dan mematahkan semangatnya untuk menjalani hidup. Hingga suatu di titik dimana dokter bedah itu menjadi tersadar, ketika perasaan takut itu telah menguasai hidupnya, lalu kepada siapa dia harus menaruh percaya? Pada saat itulah ia tersadar bahwa dia masih memiliki Tuhan. “Janganlah lemah hatimu, janganlah takut, janganlah gentar dan janganlah gemetar karena mereka, sebab Tuhan, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu.” (Ul. 20:3b-4)
Dia yang takut kegagalan, sampai dia menyadari bahwa dia akan gagal saat tidak mau mencoba. Dia yang takut akan kesuksesan, sampai dia menyadari bahwa dia harus mencoba berbahagia dengan keberadaannya. Dia yang takut hidup, sampai dia menyadari bahwa hidup itu indah. Dia yang takut masa depan, sampai dia menyadari bahwa tujuan hidup adalah untuk menjadi lebih baik.
Semua timbunan persoalan dan masalah dapat ditaklukkan di dalam kuasa Allah
0 Komentar