Adakah Tempat Baginya?
Bacaan Alkitab: Lukas 2:4-7
Pada era pandemi Covid varian Delta yang menelan banyak korban jiwa pada medio 2021 yang lalu, ada sebuah kisah sedih yang saya dengar dari rekan hamba Tuhan. Ia adalah salah satu pendeta di sebuah kota besar yang saat terinfeksi virus Covid, dengan ketakutan yang merebak di masyarakat serta membludaknya pasien-pasien di rumah sakit, pendeta tersebut sampai ditolak di tiga rumah sakit sehingga akhirnya harus dirawat di rumahnya sendiri. Beberapa waktu kemudian, keadaannya memburuk dan ia berpulang ke rumah Bapa. Dapat dibayangkan perasaan dari orang yang membutuhkan sesuatu namun tidak mendapatkannya karena sebuah situasi dan kondisi yang terjadi.
Kisah serupa tapi tak sama pun pernah dialami oleh Maria dan Yusuf, dua orang yang dipilih Allah untuk menjadi orang tua bagi Yesus. Saat tiba waktunya untuk bersalin, Maria sangat membutuhkan tempat yang layak agar dapat melahirkan dengan baik. Namun, pintu demi pintu diketuk, penolakan demi penolakan dialami karena memang Betlehem waktu itu penuh sesak dengan orang yang pulang kampung untuk sensus yang dilakukan oleh pemerintah Romawi. Tidak mudah bagi seorang wanita yang hamil besar dan sudah siap untuk melahirkan, tentu lelah dan rasa was-was akan persalinan yang dijalani. Sampai akhirnya, “ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.” Kedatangan Yesus Kristus di dalam dunia bukan mendapat penyambutan, melainkan penolakan. Tak ada tempat bagi-Nya, hanya ada kandang yang hina.
Dalam hati manusia pun, sejatinya Yesus ditolak. Ada banyak orang yang masih mengeraskan hati untuk menerima-Nya. Acapkali Ia tidak mendapat tempat yang utama pada singgasana hati manusia yang hidup bagi dirinya sendiri. Lupa bahwa seharusnya Yesuslah yang bertakhta di sana, menjadi Tuhan dan Juru Selamat yang menguasai hati manusia-sepenuhnya. Adakah tempat bagi-Nya di hatimu? Adakah tempat itu adalah yang terbaik atau sedadanya jika kita memerlukan-Nya? Biarlah Natal ini mengingatkan kita, bahwa selayaknya hati ini kita buka bagi-Nya, sepenuhnya.
Tempat terbaik bagi-Nya adalah hati yang mengasihi dan menaati-Nya
0 Komentar