Cara Hidup
Bacaan Alkitab: 1 Tesalonika 5:16-22
Pernahkah kita berpikir dan merenungkan bahwa mengucap syukur adalah sebuah cara hidup. Seringkali mudah bagi kita untuk bersyukur atas hal-hal yang tampaknya besar: sembuh dari sakit yang cukup parah, diterima bekerja dalam sebuah perusahaan besar, kelancaran dalam studi atau pekerjaan, dan sebagainya. Jika hal itu yang terjadi, sepertinya kita telah berpikir terlalu sempit. Apakah kita menyadari untuk bersyukur kepada Allah atas hal-hal sederhana dan berkat-berkat-Nya yang mengelilingi kita setiap hari?
Kita bisa mengucap syukur kepada Tuhan atas hal-hal sederhana, seperti: angin sepoi-sepoi, pepohonan, sinar matahari, kaki untuk berjalan, juga mata untuk melihat. Rasa syukur kita atas hal-hal sederhana ini adalah disiplin spiritual. Akan tetapi, sayangnya kita dapat dengan mudah mengabaikan ini.
Allah menciptakan kita untuk menghidupi kehidupan yang penuh ucapan syukur. Rasul Paulus dalam tulisannya di 1 Tesalonika 5 memanggil orang-orang percaya untuk mengucap syukur dalam segala keadaan. Panggilan ini bukan sekadar gagasan untuk menolong diri sendiri. Paulus tahu bahwa rasa syukur memiliki dampak yang besar untuk jiwa kita. Secara psikologis, rasa syukur dapat mengurangi stres, kegelisahan, dan juga kekhawatiran. Dan secara rohani, sikap hidup yang selalu bersyukur menyatakan pengakuan dan kebergantungan kita pada kebaikan dan pemeliharaan Allah.
Sudahkah kita menerapkan sikap bersyukur dalam berbagai situasi dan kondisi kehidupan yang kita jalani?
Tidak ada orang yang lebih bahagia daripada orang yang
benar-benar bersyukur dan puas
0 Komentar