Renungan Harian: Selasa, 12 September 2023 - Akhir Dari Penantian

Renungan Harian: Selasa, 12 September 2023 - Akhir Dari Penantian
Selasa, 12 September 2023

Akhir Dari Penantian

Bacaan Alkitab: Ibrani 6:9-15

Sebagian besar waktu kita sebenarnya kita pakai untuk menunggu. Saat masih kecil kita menunggu untuk bisa sekolah; setelah sekolah kita menunggu untuk lulus; setelah selesai sekolah kita menunggu untuk mendapat pekerjaan; lalu kita menunggu mendapat pasangan hidup; setelah menikah kita menunggu untuk dapat momongan, dan seterusnya.

Jika kita ingin makan di restoran yang enak kita harus menunggu paling tidak 5 tahap: menunggu dapat tempat duduk, menunggu untuk mendapatkan menu makanan, menunggu untuk memesan, menunggu makanan dimasak, menunggu membayar di kasir.

Karena sebagian besar waktu kita untuk menunggu, maka betapa pentingnya kita mengembangkan sikap sabar dalam hidup ini. Ketidaksabaran cenderung membuahkan kesalahan. Ketidaksabaran dalam menantikan sesuatu pun kerap mendorong kita untuk mencari solusi yang kita anggap benar. Untuk sementara, mungkin apa yang kita lakukan terlihat seperti penyelesaian terbaik. Namun, untuk jangka panjangnya, sering kali keputusan kita malah memperparah situasi hidup bagi kita sendiri dan orang-orang di sekeliling kita.

Inilah yang terjadi pada Abraham dan Sara. Mereka tidak sabar menantikan anak yang Tuhan janjikan dan mencari jalan keluar menurut akal pikiran mereka sendiri. Setelah itu, Abraham memang mendapatkan seorang anak dari hamba yang Sara berikan kepadanya. Namun, bukannya sukacita yang meliputi mereka, tetapi perselisihan besar dalam rumah tangga mereka yang akhirnya malah terjadi.

Hanya oleh anugerah Tuhan, Abraham memperoleh kesempatan kedua untuk memperbaharui imannya. Ia pun belajar dari kesalahannya dan kembali menantikan janji Tuhan dengan hati yang sepenuhnya berserah kepada-Nya. Tuhan memperhitungkan kesabaran Abraham dan pada waktunya, janji itu pun digenapi. Bukan hanya seorang Ishak, Abraham juga memperoleh suatu bangsa yang seperti taburan bintang di langit, tak terhitung lagi. Bahkan, melalui garis keturunan Ishak, Abraham memperoleh tempat terhormat sebagai nenek moyang Sang Juruselamat, Yesus Kristus, yang terlahir sekitar dua ribu tahun kemudian.

Bagaimanakah sikap kita dalam menantikan janji Tuhan selama ini? Menantilah dengan sabar, bukan bersungut-sungut, maka pada waktunya kita akan menerima janji Tuhan yang manis.


“Bapa yang baik, perbaharuilah iman kami di dalam-Mu. Biarlah kami bisa belajar bersabar selagi menantikan janji-Mu tergenapi dalam hidup kami

0 Komentar