Renungan Harian: Jumat, 28 Juli 2023 - Bersaksi dengan Percaya Diri

Renungan Harian: Jumat, 28 Juli 2023 - Bersaksi dengan Percaya Diri
Jumat, 28 Juli 2023

Bersaksi dengan Percaya Diri
Bacaan Alkitab: Efesus 6: 18-20

Bayangkan jika suatu kali kita pergi ke satu café yang letaknya terpencil dan sepertinya jarang diketahui oleh orang lain. Kemudian ketika kita masuk ke dalamnya, kita disambut dengan pelayan yang ramah, musik yang mengalun lembut, dan suasana café yang nyaman dan bersih. Kita mungkin akan berpikir: “Wow, bagaimana mungkin orang tidak tahu tempat sebagus ini?” Pikiran kita terhenti sejenak ketika makanan disajikan di depan kita. Di hadapan kita terpampang makanan yang ditata dengan apik dan tampilannya begitu menggugah selera makan kita. Apalagi ketika mencicipi makanan tersebut, ternyata rasanya seenak tampilannya. Kira-kira apa yang akan kita lakukan sepulangnya dari café tersebut? Saya pikir kita pasti tidak sabar untuk menceritakan pengalaman tersebut kepada orang lain. Kita akan bercerita tentang suasana café yang begitu nyaman, pelayanannya yang ramah dan makanannya yang begitu enak. Kita bisa menceritakannya dengan begitu yakin dan percaya diri tentang café tersebut karena kita sudah mengalaminya sendiri.

Setiap kita yang sudah percaya juga dipanggil untuk menceritakan tentang keindahan kasih Allah yang sudah kita alami sendiri. Teladan yang baik tentang pemberitaan Injil diberikan oleh Paulus di dalam suratnya di Efesus. Ketika itu, Paulus sedang dalam penjara Roma dan sedang dalam masa penantian untuk melakukan pembelaan di hadapan Kaisar Nero karena dianggap memberitakan ajaran sesat kepada orang-orang Roma. Dalam situasi demikian, ia meminta supaya Allah memberikan keberanian dan kepercayaan diri untuk memberitakan kabar Injil di persidangan nanti.

Perhatikanlah bahwa Paulus tidak berdoa untuk keamanan ataupun keselamatannya, melainkan untuk keefektifan dari kata-kata dan pelayanannya. Paulus menyadari posisinya sebagai utusan Kristus (ay.20). Ia meminta Roh Kudus sendiri yang akan membimbing dan menolong dia dalam berkata-kata supaya bisa menyampaikan rahasia Injil dengan tepat. Pemahaman ini membuat Paulus berani memberitakan injil dengan percaya diri.

Apa yang menjadi penghalang kita untuk menyaksikan berita Injil kepada orang lain? Apakah ketakutan akan penolakan? Ataukah kebingungan memulai percakapan Injil? Berdoalah kepada Allah supaya Ia memberikan kepekaan dan kesempatan kepada kita untuk mengabarkan Injil. Selain itu, kita juga perlu belajar firman Tuhan dengan sungguh-sungguh yang akan menjadi pegangan kita dalam bersaksi. Kiranya Allah Roh Kudus memberikan kita keberanian dan kepercayaan diri untuk memberitakan kasih Allah kepada orang lain.


Ya Bapa, pakailah aku untuk menjadi utusan-Mu setiap hari

0 Komentar