Sabtu, 10 Juni 2023
Siap Melindungi
Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 9:22-27
Ada sebuah kisah nyata tentang biarawati di Filipina yang disandera oleh tentara MILF yang beraliran Islam. Suatu hari suster ini ditangkap oleh tentara MILF. Selama dalam penyekapan, suster ini dilayani oleh seorang perempuan muslim. Beberapa hari kemudian, suster ini dilepaskan dan kembali ke susteran. Suatu kali terjadi pertempuran antara tentara pemerintah Filipina dan tentara MILF. Banyak orang dari kalangan MILF yang tertangkap. Suster mendengar kabar bahwa perempuan muslim yang melayaninya selama disandera juga ikut tertangkap dan ditahan di markas militer. Suster memutuskan untuk mengunjungi perempuan ini. Usai perkunjungan sang suster bertekad untuk mengeluarkan perempuan ini dari tahanan. Maka dia melakukan upaya pelepasan. Ternyata hal itu tidak mudah. Dia harus meyakinkan banyak pihak mulai dari level terendah sampai tertinggi. Akhirnya, kerja kerasnya membuahkan hasil. Militer mengizinkan perempuan ini dikeluarkan dari tahanan, tapi dengan syarat sang suster harus menjadi pengawasnya dan penjamin tidak akan kabur.
Tidak jarang suatu perbuatan baik justru membawa seseorang berada dalam sebuah situasi sulit dan penuh resiko. Namun seorang yang hatinya telah dipenuhi kasih Kristus tetap memilih berbuat baik sekalipun jika harus menanggung akibat. Sikap seperti ini ada dalam diri para pengikut Yesus saat mereka berupaya menyelamatkan Paulus dari ancaman orang-orang yang hendak membunuhnya. Tidak semua orang percaya begitu saja dan menerima perubahan drastis yang terjadi dalam diri Paulus. Mereka berpikir, “Bagaimana mungkin seorang yang sedemikian jahat bisa tiba-tiba berubah dan menjadi pemberita Injil?”. Namun dari sekian banyak orang yang meragukan pertobatan Paulus, Roh Kudus menuntun hati sekelompok orang untuk yakin pada pertobatan Paulus dan melalui orang-orang ini, Tuhan meluputkan Paulus dari bahaya. Seorang bernama Barnabas bahkan dikatakan, “menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul…(ayat 27a).
Mungkin kita pernah menghadapi situasi dimana kita sebenarnya ingin berbuat baik namun terhalang akibat tidak siap terhadap penilaian dan segala resiko yang ada. Kita takut disalah mengerti, ditolak atau mungkin mendapat fitnah. Oleh sebab itu, mari kita meminta keberanian dari Tuhan untuk selalu dimampukan melakukan kebaikan dan kebenaran, apapun resiko yang akan kita hadapi.
Solidaritas didasarkan pada prinsip bahwa kita bersedia mempertaruhkan diri
untuk melindungi satu sama lain
0 Komentar