Renungan Harian: Rabu, 14 Juni 2023 - Lebih Dari Sekedar Bersimpati

Renungan Harian: Rabu, 14 Juni 2023 - Lebih Dari Sekedar Bersimpati

Rabu, 14 Juni 2023

Lebih Dari Sekedar Bersimpati

Bacaan Alkitab: Lukas 10:30-37

Seorang ibu dengan dua orang anak balita menceritakan kebaikan dan kepedulian yang ia alami dari 2 orang ibu. Demikian kisahnya. “Sebelumnya saya tidak menduga jika ide untuk melakukan perjalanan dengan pesawat bersama dua orang anak saya yang berusia 2 dan 5 tahun akan sangat merepotkan. Saat mengantri di depan gerbang keamanan, tiba-tiba anak saya yang tertua tantrum dan adiknya terus minta gendong akibat merasa kelelahan. Di saat seperti itu, seorang ibu menghampiri dan berkata, “”Sini, antri di depan saya! Saya mengerti kondisi yang kamu alami!”. Hingga akhirnya anak saya yang tertua tertidur dan ibu itu mencoba untuk membawa semua tas dan koper yang ada. Ibu lain menghampirinya dan berkata, “Berikan semua tas itu pada saya.” Ketika saya mengucapkan terima kasih pada dua orang ibu yang telah menolong itu, mereka berkata “jangan khawatir, kami akan memastikan kamu dan anak-anak naik ke pesawat.” Singkat cerita, akhirnya saya dan kedua orang anak saya akhirnya masuk ke dalam pesawat. Namun kehebohan tidak selesai di situ, ketika pesawat akan lepas landas, anak saya yang tertua mulai berteriak histeris, namun akhirnya tertidur kembali. Setelah sekitar 45 menit, salah satu dari ibu yang menolong tadi datang kembali ke kursi saya dan berkata, “kamu terlihat begitu kelelahan, sepertinya kamu perlu istirahat. Lalu ibu itu menggendong anak saya yang tertua selama sisa penerbangan.

Kisah di atas menunjukkan sikap empati yang luar biasa. Dan sikap itulah perlu dipraktikkan dalam kehidupan ini. Kata “simpati” dan “empati” berbeda meski sama-sama berkaitan dengan perasaan. Simpati biasanya hanya menunjukkan sikap prihatin terhadap apa yang orang lain rasakan. Berbeda dengan simpati, sikap empati cenderung lebih mendalam. Seseorang yang berempati akan lebih merasakan kesedihan orang lain dan tahu apa yang orang lain rasakan saat berada dalam situasi tersebut.

Dalam Kisah “Orang Samaria yang murah hati” ini, Imam dan orang Lewi ternyata hanya mampu bersimpati kepada sesamanya—orangYahudi— yang mengalami kemalangan. Sementara seorang Samaria mampu menunjukkan empatinya kepada orang dari latar belakang yang sering menghina suku bangsanya . Empati itulah yang menggerakkan dirinya menolong dengan tidak setengah-setengah. Setiap kita dipanggil untuk peduli dan solider pada sesama tanpa memandang perbedaan latar belakang. Hukum kasih yang diajarkan Yesus menjadi pedoman hidup kita untuk dapat bersikap peduli, mengasihi dan menunjukkan solidaritas kita pada sesama tanpa memandang berbagai perbedaan yang ada.


Empati adalah titik awal untuk menciptakan komunitas dan mengambil tindakan.
Itu adalah dorongan untuk menciptakan perubahan

0 Komentar