Senin, 25 Juli 2022
Tekun Menantikan Tuhan
Bacaan Alkitab: Lukas 2:21-38
Menunggu merupakan pekerjaan yang tidak menyenangkan, apalagi jika diminta untuk menantikan sesuatu yang belum jelas kapan hal tersebut akan terpenuhi. Kecenderungan manusia lebih menyukai hal-hal yang pasti. Manusia lebih memilih yang instan, mudah, indah dan memuaskan.
Namun tidak demikian halnya dengan dua orang yang bernama Simeon dan Hana. Alkitab mencatat bahwa selama hidup, mereka selalu menanti-nantikan kehadiran Sang Mesias, Anak Allah yang dijanjikan itu. Siapakah Simeon dan Hana? Simeon adalah seorang yang hidupnya benar dan saleh. Roh Kudus menyatakan kepadanya bahwa dia akan terus hidup sebelum melihat Sang Juru Selamat. Sementara Hana, adalah seorang nabiah (sebutan nabi untuk perempuan). Usianya sudah sangat lanjut (84 tahun).
Kehadiran Yesus mendatangkan sukacita dan kebahagiaan bagi Simeon dan Hana. Simeon merasa sangat bahagia. Pada saat itu juga dia merasa sudah siap menghadap Tuhan. Tidak ada hal lain lagi yang diyakininya dapat membuat hidupnya merasa sedemikian puas, selain perjumpaannya dengan Sang Mesias yang telah lama ia nantikan. Demikian pun dengan ibu Hana. Ia bahagia dan puas menyambut Yesus dan bersaksi tentang Dia kepada orang banyak.
Kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita memberikan kebahagiaan, kedamaian, kekuatan dan pengharapan. Oleh karena itu, menanti-nantikan Tuhan dengan tekun merupakan hal yang patut kita upayakan tiap-tiap waktu. Apakah hati kita senantiasa rindu menantikan Tuhan, baik dalam doa dan saat teduh secara pribadi maupun dalam komunitas orang percaya?
Yesaya 40:31
“Orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru:
mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya;
mereka berlari dan tidak menjadi lesu,
mereka berjalan dan tidak menjadi lelah”
0 Komentar