Renungan Harian: Senin, 18 Juli 2022 - Memperbaiki Kebiasan

Renungan Harian: Senin, 18 Juli 2022 - Memperbaiki Kebiasan

Senin, 18 Juli 2022

Memperbaiki Kebiasan

Bacaan Alkitab: Amsal 6:6-11


Pada suatu hari seorang penjual sandal jepit menjual sebuah sandal yang ia beri nama 'ajaib'. Ia mulai berteriak-teriak menawarkan barang dagangannya kepada para orang-orang di pasar. "Sandal ajaib...sandal ajaib!". Hanya beberapa teriakan, kemudian datang seorang pemuda menghampirinya dan melihat-lihat barang dagangannya. “Apakah ini sandal ajaib?" Tanya pemuda. "Tentu saja tuan," jawab penjual sandal dengan cepat. "Saya ingin mencari sandal yang bisa merubah hidup saya yang miskin ini," kata pemuda itu. Saya ini sudah lama hidup miskin dan ingin sekali kaya raya. Saya ingin membeli barang yang bisa memberikan saya keberuntungan," kata pemuda itu.

Tanpa berpikir dua kali, pemuda itu langsung membeli sandal ajaib tersebut. Namun sayang, keberuntungan itu tidak kunjung terwujud. Dengan perasaan marah dan kecewa ia akhirnya mencari si penjual sandal itu. Setelah bertemu si penjual sandal, pemuda itu berkata, “Aku tidak merasakan keberuntungan apa-apa setelah memakai sandal ini". “Seingat saya, tidak pernah saya mengatakan seperti itu Tuan”, kata si penjual sandal. "Saya hanya mengatakan bahwa sandal ini akan membuat orang yang tidak punya bisa menjadi punya. Buktinya sebelumnya tuan belum memiliki sandal 'ajaib'ini tapi sekarang sudah memilikinya”. Akhirnya dengan perasaan malu, pemuda itu pergi begitu saja tanpa sepatah katapun. Ia sadar telah melakukan kesalahan karena mengharap sesuatu tanpa berusaha.

Tidak sedikit orang yang ingin mencapai kesuksesan tapi enggan bekerja dengan tekun. Tentu saja ini bukan karakter dari seorang murid Kristus. Kita diminta belajar dari seekor hewan semut, yang meskipun kecil namun terkenal kerajinannya. Semut bukanlah hewan yang memiliki kekuatan yang besar (seperti halnya kuda atau singa), tetapi karena ketekunannya dalam bekerja, berhasil mengumpulkan makanan untuk persediaan musim dingin.

Bersantai atau menikmati waktu istirahat, bukan dosa. Allah bahkan memberikan hari Sabat agar manusia dapat beristirahat dari rutinitas pekerjaan sehari-hari dan menikmati waktu bersekutu dengan Allah. Namun malas, jelas merupakan sesuatu yang ditentang Tuhan. Kemalasan adalah karakter yang harus kita kikis sehingga melalui hidup yang masih Tuhan percayakan ini, kita menjadi pribadi yang produktif sehingga memuliakan Bapa di sorga. Mari terus bekerja dan berkarya dengan tekun!


Sejumlah godaan akan datang kepada mereka yang tekun dan rajin,
tapi seluruh godaan akan menyerang mereka yang bermalas-malasan

0 Komentar