Jumat, 13 Mei 2022
Belajar Untuk Mengajar
Bacaan Alkitab: Ayub 2:1-10
Tidak mengerti. Inilah kata yang kami rasakan ketika mengetahui ayah kami mengalami kecelakaan. Benturan yang alami oleh ayah menyebabkan matanya terluka parah harus diangkat lewat pembedahan. Di sepanjang pencobaan berat itu, aku tidak pernah mendengar ayah mengeluh. Tim medis, para dokter dan perawat justru mengomentari sikap ayah yang menerima dengan baik kehilangan itu. Sungguh respons yang luar biasa.
Setelah kecelakaan itu seseorang bertanya kepadaku, "Mengapa Allah mengizinkan hal ini terjadi? Hal apa yang masih harus ayahmu pelajari di usianya yang sekarang ini?" Tidak semua tragedi terjadi karena kita masuk di "sekolah" didikan keras Allah yang berlawanan dengan kehendak kita. Selalu ada sesuatu yang dapat kita pelajari dari penderitaan. Namun dalam hal ini, ayahku adalah guru sekaligus murid.
Respons Ayah terhadap rasa sakit dan kehilangan yang dialaminya, digabung dengan respon saleh ibuku terhadap masalah kesehatannya sendiri, memberi pelajaran yang istimewa. Teladan Ayub lah yang menguatkan ayahku. Pada puncak penderitaannya, istri Ayub mendorongnya untuk mengutuki Allah dan mati (9). Namun Ayub menjawab, "Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" (10). Hal inilah yang menguatkan ayahku dalam menghadapi penderitaannya.
Ayub tidak mengerti sebab dari penderitaannya, namun ia tetap mempercayai Allah. Sebab DIA lah yang berhak mengizinkan kesulitan maupun kebaikan di dalam hidupnya. Di dalam penderitaan, penting bagi kita untuk merenungkan apa yang Allah ingin untuk kita ajarkan. Dibutuhkan sebuah pengendalian diri untuk tidak langsung marah dan kecewa kepada Tuhan. Karena kita percaya, melalui apa yang terjadi, ada yang diinginkan Allah untuk kita pelajari.
Milikilah hati seorang murid yang mau belajar
dan menjadi guru yang dapat mengajar dengan memberi teladan.
0 Komentar