Jumat, 11 Maret 2022
Pengampunan Memulihkan Relasi
Bacaan Alkitab: Lukas 15:11-24
Ricky Jackson mendekam dalam penjara selama 39 tahun. Ia baru menghirup udara bebas pada 2014, saat ia berusia 57 tahun. Untuk kesalahan yang tak pernah ia lakukan. Kisah ini berawal di tahun 1975. Saat itu, Jackson dan dua temannya ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap seorang penagih hutang di sebuah toko di Cleveland, Ohio. Akibatnya, Jackson dan temannya Kwame Ajamu ditahan selama 39 tahun.
Dasar penahanan mereka adalah pengakuan saksi mata Eddie Vernon, yang saat kejadian baru berusia 12 tahun. Belakangan terungkap, kesaksiannya palsu. Vernon terus dihinggapi rasa bersalah atas apa yang dilakukannya terhadap Jackson dan temannya. Rasa bersalah makin besar dalam diri Vernon, hingga akhirnya ia mengaku pada seorang pastor bahwa ia telah berbohong pada polisi, jaksa, juga para juri di pengadilan. Kebohongannya ternyata telah menghancurkan hidup orang lain. Atas dukungan sang pastor, Vernon menarik kembali kesaksiannya. Jackson dan Ajamu dibebaskan pada 2014. Pada akhir 2014, Ricky Jackson dan Vernon bertemu. Yang luar biasa, tak ada kepahitan dalam pertemuan itu. Jackson tak menyalahkan penghasutnya. Ia memaafkannya. Vernon lega bukan kepalang. Jackson memeluk dan menghibur Vernon yang berurai air mata. "Tak apa-apa, saudara. Kita berdua adalah korban. Tak apa-apa. Aku sudah memaafkanmu. Dan aku berada di sini untuk menyampaikannya langsung padamu."
Dalam kisah Perumpamaan Anak Yang Hilang, kita melihat betapa besar kasih sang ayah terhadap si bungsu. Tidak peduli terhadap apa yang telah dilakukan si bungsu, sang ayah menerimanya kembali. Kasih dan pengampunan yang diberikan oleh sang ayah telah memulihkan hubungannya dengan si bungsu. Mengampuni merupakan suatu kesempatan untuk memulihkan hubungan. Tidak ada jalan lain untuk memulihkan hubungan yang sudah “Rusak” kecuali mengalirkan pengampunan.
Pengampunan yang berlandaskan kasih dan pengorbanan untuk memulihkan akan menciptakan hubungan yang indah dengan sesama
0 Komentar