Renungan Harian: Selasa, 24 Agustus 2021 - Menghargai Keberagaman

Renungan Harian: Selasa, 24 Agustus 2021 - Menghargai Keberagaman

Selasa, 24 Agustus 2021

Menghargai Keberagaman

Bacaan Alkitab: Lukas 7:1-10

Akhir April 2020 lalu, hampir dua bulan setelah COVID-19 dinyatakan masuk ke Indonesia, peribadatan di rumah seorang penganut Kristen di Cikarang Pusat digerebek oleh warga sekitar dengan alasan melanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat itu mengatakan “Beribadah adalah hak setiap warga” dan apa yang dilakukan keluarga tersebut “Sudah sesuai anjuran.” Apa yang dilarang dalam PSBB di banyak tempat—termasuk DKI Jakarta—adalah mengumpulkan massa di tempat umum, dan yang tidak dianjurkan adalah beribadah di rumah ibadah. Dalam kenyataannya, tidak jarang kita melihat praktik-praktik intoleran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tanah Indonesia ini. Miris jika melihat masih banyak orang yang belum siap atau mampu menerima perbedaan yang ada, apakah itu perbedaan suku, budaya, agama, sampai dengan kondisi fisik. Masih banyak orang yang sulit melakukan toleransi untuk mewujudkan kesetaraan sosial.

Kisah yang menarik dicatat melalui nas Alkitab hari ini. Di sini dikisahkan seorang perwira Romawi yang takut akan Allah dan sangat mengasihi orang Yahudi. Ia bukan seorang Yahudi tetapi ia memahami dan menghargai iman mereka sehingga bersedia menanggung biaya pembangunan rumah ibadat. Dibagian firman Tuhan ini juga bahkan dicatat betapa perwira ini mengasihi hambanya. Ketika hambanya sakit, melalui tua-tua Yahudi, ia meminta agar Yesus datang untuk menyembuhkan hambanya. Apa yang dilakukan oleh perwira ini memberikan contoh bagi kita tentang apa arti toleransi. Ia menghargai orang-orang yang berbeda bangsa dan agama, bahkan menunjukkan penghargaan dan kasihnya kepada seorang hamba yang secara status sosial (antara tuan dan hamba) berbeda.

Sebagai anak-anak Tuhan yang mengaku bahwa kita telah diselamatkan oleh Kristus, bagaimana sikap kita terhadap orang-orang yang belum mengenal Tuhan? Adakah kita merasa diri lebih baik/lebih benar dari mereka?


Kasih yang seharusnya kita bangun terhadap sesama
tidak didasarkan atas syarat-syarat yang kita buat,
melainkan didasarkan pada kasih Yesus yang tanpa syarat

0 Komentar