Renungan Harian: Jumat, 27 Agustus 2021 - Memosisikan Diri

Renungan Harian: Jumat, 27 Agustus 2021 - Memosisikan Diri

Jumat, 27 Agustus 2021

Memosisikan Diri

Bacaan Alkitab: Markus 14:3-9

Pasien positif maupun penyintas Covid-19 seringkali mendapat stigma buruk di masyarakat. Mereka dikucilkan dari lingkungannya karena dikhawatirkan menjadi pembawa virus yang bisa menular orang sekitar. Akibatnya, banyak pasien positif tidak bisa menerima kondisinya ketika mereka dinyatakan terpapar Covid-19 dan diharuskan menjalani isolasi. Kondisi seperti itu menggerakkan hati seorang psikolog wanita bernama Endang Prastini untuk mendampingi pasien covid-19. Tanpa rasa takut terpapar virus corona, ia berupaya merawat kondisi kesehatan mental para pasien dengan menemui dan berkomunikasi secara langsung. Ia menggunakan alat pelindung diri (APD) mulai dari masker, sarung tangan hingga baju hazmat ketika melakukan pendekatan dan memberikan konsultasi kepada para pasien seraya memotivasinya.

Keberanian Endang berinteraksi dan merawat para pasien Covid-19 di tempat isolasi membuat heran sejumlah pihak, termasuk juga pasien yang sedang dirawatnya. Endang bahkan tidak segan memeluk pasien Covid-19 (meskipun saat memeluk, ia menggunakan APD). Endang sering mendapat pertanyaan bahkan dari pasien covid-19 tentang alasan dibalik tindakannya tersebut. Bagi ibu Endang, dorongan kasih yang ia rasakan memberikannya kemauan dan kemampuan untuk melakukan Tindakan tersebut.

Ketika seorang wanita mengurapi Yesus dengan minyak narwastu murni yang mahal harganya, sikapnya justru mendapat respon negatif dari beberapa orang yang hadir di ruangan pada saat itu. Mereka menyalahkan wanita itu dan menyebut tindakannya sebagai pemborosan dan merasa tidak ada alasan yang masuk akal atas pemborosan itu. Mereka hanya melihat dan berpikir dari sisi “penghematan” (baca: pelit) tanpa berpikir dan memposisikan diri sebagai wanita tersebut yang melakukan pengurapan itu karena perasaan kasih dan hormatnya nya kepada Yesus.

Berbeda dengan pemikiran sebagian orang yang hadir pada saat itu, Yesus menghargai tindakan wanita itu. Bagi Yesus, wanita itu telah melakukan hal yang seharusnya.


Jika kita merasa kesulitan untuk bertoleransi,
cobalah untuk memposisikan diri kepada orang yang selama ini “berbeda” dengan kita

0 Komentar