Senin, 11 Mei 2020
Perhatian yang Membangkitkan Semangat
Bacaan Alkitab: Filipi 2:1-11
William Ward mengungkapkan perasaannya ketika ia berkata, “Pujilah saya, maka saya mungkin tidak mempercayai Anda. Kritiklah saya, maka saya mungkin tidak akan menyukai Anda. Abaikan saya, maka saya mungkin tidak akan memaafkan Anda. Beri saya dorongan semangat, maka saya tidak akan melupakan Anda.” Mengapa mereka yang mendapatkan perhatian dan dorongan semangat yang tulus dari kita tidak akan melupakan kita? Jawabnya ialah karena mereka mendapatkan banyak pengaruh positif dari kita yang membuatnya menjadi manusia yang mampu menjalani kehidupan dan mengaktualisasikan dirinya.
Hambatan terbesar untuk memerhatikan dan membangkitkan semangat hidup sesama adalah diri kita sendiri. Diri kita yang dikuasai oleh nafsu akan pementingan diri sendiri. Akibatnya kita tidak peduli pada sesama. Lawan dari kasih bukanlah tidak mengasihi melainkan ketidakpedulian. Ketika kita tidak peduli akan sesama sebenarnya kita sedang menganggap orang itu tidak berguna, tidak penting, atau orang itu sama sekali tidak ada dalam kehidupan kita. Bukankah hal seperti ini sering kita lakukan? Kita tahu sendiri apa akibatnya bagi kehidupan bersama jika bersikap demikian. Oleh sebab itu, di dalam diri kita perlu sebuah proses penyangkalan diri (kenosis). Kepekaan sosial, kepekaan emosional, dan kepekaan spiritual seperti tersebut di atas hanya terjadi jika kita mau dan mampu melakukan proses penyangkalan diri.
Di dalam Filipi 2: 1-11 kita diperkenalkan dengan Allah yang senantiasa berpusat pada sesuatu yang berada di luar diriNya. Yesus menanggalkan segal hal yang dapat menghalangiNya untuk berjumpa, hadir, berempati, dan mengenal kehidupan kita. Allah yang diperkenalkan dalam surat ini adalah Allah yang senantiasa membangun jembatan hubungan bukan hambatan. Bagaimana dengan kita?
Perhatian Dan Dorongan Semangat Yang Kita Berikan
Akan Memampukan Seseorang Untuk Membentuk Pandangan Yang Positif
Terhadap Dirinya Sendiri.
0 Komentar