Renungan Harian: Rabu, 12 Februari 2020 - Keteraturan dalam Segala Hal

Renungan Harian: Rabu, 12 Februari 2020 - Keteraturan dalam Segala Hal

Rabu, 12 Februari 2020

Keteraturan dalam Segala Hal

Bacaan Alkitab: Yehezkiel 46:8-12

Bila merenungkan selera saya dalam ibadah, saya melihat ada pergeseran. Sewaktu muda, saya suka unsur spontan dan banyak ungkapan berbagai segi kepribadian dalam ibadah. Saat usia beranjak, saya makin mendambakan kedalaman dan keteraturan dalam suasana ibadah. Ibadah memang harus mempertahankan poros khidmat di hadapan Allah sambil melibatkan ungkapan puja, puji, dan kasih umat kepada-Nya. Maka keteraturan dalam ibadah mutlak perlu.

Ibadah Israel dalam era baru merayakan kekudusan dan kemurahan Allah. Allah yang memulihkan mereka adalah Allah yang Mahakudus, yang tidak boleh diperlakukan sembarangan. Akses menghadap Dia tetap tertutup. Berarti umat harus menjunjung tinggi kekudusan-Nya. Namun oleh kasih-Nya, Ia membuka akses itu pada hari Sabat hanya untuk raja. Itu pun hanya dilakukan raja di lorong gerbang. Umat boleh melihat apa yang terjadi. Akses ke tempat kudus hanya diberikan kepada para imam. Arus kedatangan umat untuk beribadah di Bait Allah pada hari raya diatur dengan teliti. Yang masuk dari utara keluar melalui gerbang selatan, sebaliknya yang masuk dari gerbang selatan harus keluar melalui pintu utara. Keteraturan ibadah juga mengendalikan hak pemimpin. Meski raja diberi keistimewaan boleh beribadah di lorong gerbang timur, tetapi sebagai manusia, raja harus tunduk pada aturan tentang kemilikan seperti yang berlaku untuk rakyat (ayat 18). Ia tidak boleh sewenang-wenang memperlakukan rakyat demi memperkaya diri. Tanah dan milik lain harus diatur dengan adil. Maka ibadah yang teratur menjadi serasi dengan kehidupan sosial-ekonomi yang teratur juga!

Pemulihan dan penyelamatan dalam Kristus membebaskan kita dari ketidakteraturan. Karya anugerah itu menyatukan segi spiritual dengan segi lain kehidupan kita. Siapa pun kita, di tingkat usia mana pun, dalam kedudukan sosial apa pun, dengan fungsi bagaimana pun, harus sepenuh hati dan seutuh hidup menjunjung kemuliaan-Nya dalam segala segi hidup, supaya ibadah dan keseharian kita serasi.


Semakin Mengenal Allah, 
Kita Semakin Hidup Teratur Serupa Dengan-Nya


0 Komentar