Renungan Harian: Rabu, 27 November 2019 - Kopi dan Gula

Renungan Harian: Rabu, 27 November 2019 - Kopi dan Gula

Rabu, 27 November 2019

Kopi dan Gula

Bacaan Alkitab: Lukas 17:7-10

Jika kopi terlalu pahit, gula disalahkan karena terlalu sedikit. Jika kopi terlalu manis, gula juga disalahkan karena terlalu banyak. Jika takaran kopi dan gula seimbang, orang memuji: kopinya mantap. Namun, bila berhubungan dengan penyakit, barulah disebut penyakit gula. 

Nasib gula mirip dengan keadaan seorang hamba. Hamba melakukan tugasnya tanpa popularitas, pujian, penghargaan (ay. 7-8), dan ucapan terima kasih (ay. 9). Pelayanannya tidak diperhitungkan sebagai jasa (ay. 10). Seorang budak atau hamba adalah orang yang telah dibeli. Ia menjadi milik tuannya. Rasul Paulus mengatakan bahwa kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar (1Kor. 6:20, 7:23). Berarti kita adalah milik Tuhan, hamba Tuhan. Dalam konteks pelayanan, kita menempatkan diri sebagai hamba. Kita menjalankan pelayanan dengan bersyukur bahwa kita dilayakkan dan diberi kehormatan untuk mengabdi kepada Tuhan. Kita melakukan segala sesuatu bukan untuk manusia, melainkan untuk Tuhan. 

Sebagai hamba sang Tuhan, kita tidak perlu marah dan kecewa bila tidak ada orang yang mengingat nama kita, tidak ada orang yang memperhitungkan dan menghargai pelayanan kita. Sebaliknya, orang bisa jadi malah menyalahkan pelayanan dan pengorbanan yang sudah kita lakukan. Bukan berarti kita membiarkan diri ditindas atau diperlakukan tidak adil, melainkan—seperti teladan Yesus—kita rela melepaskan hak dan kepentingan pribadi demi menaati kehendak Tuhan dan mendatangkan kesejahteraan bagi sesama.


Kita Melayani Bukan Untuk Mendapatkan Penghargaan Dari Manusia, 
Melainkan Sebagai Ungkapan Rasa Syukur Atas Anugerah Tuhan


0 Komentar