Renungan Harian: Kamis, 3 Oktober 2019 - Sukacita yang Sejati

Renungan Harian: Kamis, 3 Oktober 2019 - Sukacita yang Sejati

Kamis, 3 Oktober 2019

Sukacita yang Sejati

Bacaan Alkitab : Roma 14:13-23

Sukacita adalah faktor internal seseorang, maka tidak seharusnya ia dipengaruhi oleh faktor-faktor atau hal-hal yang ada di luar. Kalau sukacita seseorang didasarkan oleh hal-hal yang dari luar, sukacita itu akan mudah berubah tergantung sikon. "Bersukacitalah senantiasa" artinya sukacita di segala keadaan tidak dipengaruhi oleh apa pun. Sukacita itu adalah sebuah keputusan. Kita bisa membuat sebuah keputusan untuk tetap bersukacita atau sebaliknya, tidak bisa bersukacita di segala keadaan.

Ayat nas menyatakan bahwa Kerajaan Allah bukan berbicara soal makanan dan minuman (berkat jasmani); Kerajaan Allah itu bersifat rohani. Jadi kebenaran, damai sejahtera dan sukacita itu merupakan berkat rohani. Ketiga berkat rohani tersebut diberikan oleh Roh Kudus kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Karena itu di dalam diri orang percaya seharusnya ada sukacita yang senantiasa terpancar dalam kehidupannya sehari-hari. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersukacita! Mengapa? Dalam Lukas pasal 15 Tuhan Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah melalui perumpamaan-perumpamaan: domba yang hilang, dirham yang hilang dan juga anak yang hilang. 

Kita patut bersukacita karena kita sebelumnya adalah seperti domba yang sesat dan terhilang, tetapi sekarang telah dibawa kembali oleh gembala yang baik ke dalam kandangNya yang aman; kita sebelumnya seperti dirham yang telah hilang, tetapi sekarang telah didapat kembali; kita sebelumnya seperti anak yang terhilang, yang hampir saja mati kelaparan, kini telah kembali ke rumah Bapa yang berlimpah dengan kasih setia. Kita patut bersukacita karena dosa-dosa kita telah diampuniNya, sakit-penyakit kita disembuhkanNya dan kita yang dulunya berada dalam kegelapan kini telah dipindahkan ke dalam terangNya yang ajaib. Tuhan adalah sumber sukacita kita, sukacita yang mulia dan tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, itulah yang menjadi kekuatan kita. 


Sesuram Apa Pun Situasi Yang Ada Di Sekitar Kita
Seharusnya Tidak Mempengaruhi Suasana Hati Kita,
Karena Sukacita Kita Bersumber Pada Allah!

0 Komentar