Jangan Main Suap

Jangan Main Suap

Seorang remaja mengurus SIM C. Ia berhasil lolos ujian teori, tapi selalu gagal dalam ujian praktik. Sudah lima kali ia gagal. Beberapa saudara dan kawannya menyebutnya bodoh, mengapa mesti buang-buang waktu untuk ujian. "Sudahlah 'nembak' saja, berilah uang ke polisi, biar kamu segera lulus dan dapat SIM!" Hebatnya, remaja ini menolak. Ia tak sudi memberikan suap. Selain karena suap adalah perbuatan dosa, hal itu juga membuat orang tidak bisa mengambil keputusan secara adil. 

Tuhan sudah membuat aturan yang jelas tentang pengadilan yang adil. Firman-Nya dengan tegas memerintahkan umat-Nya untuk tidak memberikan ataupun menerima suap. Mengapa? Suap membutakan mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar. Akibatnya, orang yang salah bisa dibenarkan, dan orang yang benar malah disalahkan. Orang yang berusaha memenuhi syarat dengan prosedur yang benar malah dipersulit dan dibujuk untuk mengambil jalan pintas. Suap dan pungli dianggap sebagai kewajaran. Akankah kita mengikuti budaya yang tidak sesuai dengan firman Tuhan ini? 

Kalau tidak ingin dipandang rendah oleh Tuhan dan membuat aparat negara jatuh ke dalam dosa, jangan main suap. Kalau ada aparat menawarkan jalan yang cepat, tolaklah dan tetap ikuti aturan resmi yang berlaku. Orang yang jujur tidak mau memberi atau menerima suap. Tidak apa-apa jika terpaksa menunggu lebih lama, asalkan keputusan kita benar di mata Tuhan. Orang jujur berusaha membuat negerinya maju dan terhormat. 

Korupsi Mendatangkan Kehancuran, Kejujuran Mendatangkan Kehormatan.

0 Komentar