Tumbuhkan Semangat Go Green, SMA KK Kunjungi Kampung Kitiran Yosoroto

Tumbuhkan Semangat Go Green, SMA KK Kunjungi Kampung Kitiran Yosoroto

Berawal dari semangat Go Green dan isu darurat sampah di Indonesia, SMA Kristen Kalam Kudus Sukoharjo tumbuh semangat menjadi sekolah yang berwawasan lingkungan hijau, peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah. SMA Kristen Kalam Kudus Sukoharjo sedang menjaring para siswa yang benar-benar memiliki beban untuk mewujudkan sekolah yang berbasis ruang lingkup hijau, maka terpilihlah 29 siswa.

Jumat, 14 Desember 2018, SMA Kristen Kalam Kudus yang diwakili 29 siswa mengunjungi Kampung Kitiran Yosoroto. Kampung Kitiran Yosoroto beralamat di Yosoroto, RT 02 RW 08, Purwosari, Laweyan, Solo. Disana siswa SMA Kristen Kalam Kudus bertemu Mbak Denok sebagai penggerak go green di kampung tersebut. Ketika memasuki kampung Yosoroto, siswa SMA Kristen Kalam Kudus langsung disambut tanaman-tanaman hijau yang ditempelkan di pagar sepanjang jalan dengan berbagai kreatifitas tanam dan lukisan mural yang cocok untuk berfoto yang memang kampung kitiran Yosoroto ini menjadi kampung wisata yang kreatif, edukatif dan inovatif. siswa SMA Kristen Kalam Kudus begitu menikmati menjelajahi setiap sudut lorong kampong dengan melihat berbagai jenis tanaman obat dan fungsinya.

Selesai jalan-jalan siswa SMA Kristen Kalam Kudus menuju ke bank sampah. Apa itu bank sampah? Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah. Bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankkan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan. Penyetor adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank serta mendapat buku tabungan seperti menabung di bank. Disini siswa SMA Kristen Kalam Kudus diperlihatkan dan ikut dalam proses pemilahan sampah organik dan anorganik. Sampah organik seperti daun kering, sisa makanan akan dijadikan komposter sedangkan yang anorganik seperti plastik, botol plastik, kertas akan ditimbang. “ternyata sampahku bisa diuangkan ya” kata Ivan, siswa kelas X MIPA 2 dan disetujui teman-teman yang sadar akan sampah bisa didaur ulang kegunaannya.

Selesai dari bank sampah anak-anak dijamu di rumah Mbak Denok dengan suguhan teh panas dan jajanan desa. Disela-sela jamuan ini Mbak Denok membagikan kertas kecil untuk mengetahui apa alasan datang ke kampung hijau Yosoroto. Menarik sekali setelah terkumpul, dipilah-pilah terdapat alasan-alasan anak-anak mau datang ke kampung ini diantaranya:
  • 45 % ingin belajar bagaimana mengurangi dan mengolah sampah di bumi supaya tidak polusi
  • 30 % ingin membantu menghijaukan bumi
  • 20 % prihatin dengan bumi ini
  • 5 %   mencoba melihat seperti apa kampung hijau kitiran Yosoroto
Mbak Denok, Ketua penggerak Kampung Kitiran, menyampaikan, “29 siswa ini luar biasa, menjadi pionir untuk menuju sekolah yang berbasis lingkungan hijau, mereka sangat antusias dan mau berkreasi dengan sampah.” Kegiatan disambung dengan salah satu kreativitas dari sampah yaitu membuat tempat pensil dari kertas Koran. Bahan yang disediakan antara lain: kertas Koran, lem putih PVAc, gelas dibungkus plastik, dan pewarna makanan. Cara membuat: kertas Koran dipotong 100 cm X 5 cm secukupnya; lalu di pilin; setelah itu dililitkan pada gelas yang sudah diolesi lem putih PVAc; setelah selesai, tinggal diberi pewarna dan dijemur. Setelah selesai mengerjakan, siswa SMA Kristen Kalam Kudus secepatnya membersihkan diri dan berpamitan kembali ke sekolah.

0 Komentar