Ketika Hubungan Menjadi Digital

Ketika Hubungan Menjadi Digital

Apakah buku fisik akan hilang di masa depan digantikan dengan e-book yang dibaca di smartphone atau tablet atau laptop/PC? Dulu banyak yang berpikir seperti ini, tapi semakin ke sini semakin banyak orang yang sangat yakin kalau buku fisik mempunyai tempatnya sendiri di hati manusia dan tidak akan pernah bisa digantikan dengan sebuah layar. Bahkan Amazon saja, raksasa jual beli buku online dan promotor besar e-book, telah memutuskan untuk membuka sebuah toko buku fisik!

Bagi saya pribadi, fenomena ini berbicara satu pesan: penggunaan teknologi ada batasnya dalam segala hal! Kita mencoba "memasukkan" segala perkara ke dalam handphone. Bukan hanya buku fisik menjadi buku online, tapi juga "perkelahian fisik" menjadi "perkelahian online", persahabatan tatap muka menjadi persahabatan "chats" dan keluarga di kota besar hari-hari ini pelan-pelan menjadi "Keluarga Online"!

Jelas kemajuan telah membawa banyak sekali manfaat dalam kehidupan sehari-hari kita. Tapi hati-hati kalau kita mulai berpikir bahwa teknologi dapat menggantikan ketulusan dan kedalaman dari yang namanya hubungan antar-manusia: seperti hubungan kita dengan orangtua, dengan suami/istri/anak, hubungan dengan keluarga besar, dengan adik/kakak kandung kita, dengan sahabat-sahabat dalam iman, dengan mentor-mentor kita, dll.

Nilai dari satu chat panjang masih tetap jauh di bawah nilai dari sebuah pertemuan langsung yang penuh dengan perhatian, kepedulian dan kasih sayang. Nilai dari seorang anak yang datang membawa hadiah dan makanan ke rumah orangtuanya tetap jauh lebih besar dari sebuah chat "I Love You Mom" di handphone. Dan nilai dari berkumpul bersama orang-orang percaya tetap lebih besar daripada nonton khotbah di youtube atau mendengarkan broadcast Kristen. Karena itulah kita diminta untuk tidak menjauhkan diri dari ibadah-ibadah komunal.

Teknologi tidak dapat bisa menggantikan ketulusan dan kedalaman dari yang namanya hubungan antar-manusia.

0 Komentar