Meminta Hikmat

Meminta Hikmat

Seorang pemain Golf profesional baru saja membuat pukulan bagus. Sayang, bolanya masuk ke sebuah kantong kertas pembungkus makanan yang dibuang sembarangan. Menurut peraturan, jika ia sengaja mengeluarkan bola itu, maka ia mendapat hukuman. Namun kalau ia memukul bola bersama kantong kertas itu, ia tidak mungkin bisa memukul dengan baik. Si pemain pun berpikir sejenak untuk mencari hikmat. Tak lama kemudian, ia mengambil korek dari sakunya dan membakar kantong kertas tadi. Sesudah itu, ia dapat memukul bola golf itu lagi dengan pukulan terbaiknya.

Di perjalanan hidup ini, kerap kita menjumpai peristiwa yang tak terduga dan belum pernah kita alami. Sebagian di antaranya bisa jadi berupa ujian yang berat baik dalam keluarga, dalam lingkungan sekolah, dalam bersahabat, dalam bergaul, dalam melayani Tuhan, dan dalam banyak aspek lain lagi. Kita membutuhkan hikmat untuk menghadapinya. Namun, dalam kondisi sulit, wawasan dan pengalaman kita bisa terasa tak cukup. Sebagai anak Tuhan, di mana kita dapat memperoleh hikmat untuk dapat memilih sikap dan tindakan yang tepat?

Dalam bacaan Alkitab: Yakobus 1:1-8, Yakobus memberi kita kelegaan bahwa bila kita merasa kekurangan hikmat, kita boleh memintanya kepada Allah (ay. 5). Asal kita meminta dengan iman, Dia akan memberikan hikmat itu tanpa syarat. Dia akan memberi kita hikmat praktis untuk mengatasi kesulitan kita. Dia akan memberi kita hikmat untuk dapat melihat sebuah keadaan sebagaimana Allah melihat sehingga kita tahu bagaimana bersikap secara tepat bagi setiap pribadi dan dalam setiap situasi.
Lihatlah masalah dari cara Allah melihat
maka ia takkan tampak sesulit ketika ia pertama terlihat

0 Komentar