Saat anak jatuh sakit, maka yang dilakukan oleh orang tua adalah memberinya obat untuk menyembuhkan dan istirahat yang cukup. Namun ketika diberi obat tidak semua anak suka untuk meminumnya. Mereka tidak menyukainya karena rasa obat yang cenderung pahit, padahal obat yang pahit itulah yang berguna untuk menyembuhkan. Tetapi sebagai orang tua tentu akan memberikan bahkan mungkin sedikit memaksakan agar anaknya tetap meminum obat. Hal ini juga berlaku sama ketika kita melakukan kesalahan. Ketika kita bersalah maka yang kita butuhkan adalah teguran, nasihat bahkan kritikan. Walaupun tidak enak, itu semua berguna untuk perbaikan diri dan karakter kita.
Di dalam Alkitab: I Raja-raja 21:1-4, 17-29; Elia memberikan teguran yang tajam kepada Ahab berkaitan dengan kesalahannya yang menginginkan kebun anggur Nabot. Dengan bantuan istrinya, keinginan itu akhirnya diwujudkan dengan melakukan sebuah dosa yang besar. Nabot difitnah dan dibunuh sehingga Ahab bisa mendapatkan kebun anggurnya. Elia menegur dengan keras dosa Ahab yang akhirnya membuat dia harus berkabung dan menyesal di hadapan Allah.
Terkadang kita mungkin seperti Ahab yang membutuhkan "Obat pahit" untuk menyadarkan akan kesalahan kita. Kita membutuhkan orang-orang yang mau memberikan kritikan akan kelemahan kita, masukan untuk menjadikan kita lebih baik. Mungkin saat kita menerimanya tidak selalu enak bahkan kita bisa saja menolaknya sebagai bentuk pertahanan diri. Tetapi jika kita mengetahui betapa besar manfaat dari obat pahit itu bagi pertumbuhan kita, sudah seharusnya kita mau membuka diri dan menerima setiap masukan yang ada.
0 Komentar